Selasa, 22 Desember 2015

Ternyata Masih Belum ada Hari IBU

aku ambil telepon genggamku untuk menelepon ibu
aku ingin ibuku merasakan apa itu hari ibu walau tanpa aku di sampingnya
seraya menunggu hatiku jantungku berdegup kencang 
seolah aku sedang ingin mengungkap kan cinta ke seorang lelaki

beberapa lama kemudian telepon ku di angkatnya
tak luput ku ucapkan salam terlebih dahulu dan
mih ...
lirihku memanggilnya 
iya ... jawab lirihnya 
ketika bibir ini akan berucap selamat hari ibu 
seolah mulutku tertahan dan tak bisa mengucapkan kata-kata tersebut

aku membiarkan mulutku tak berucap seperti yang aku ingin ucapkan
membiarkan aku bebincang tentang perihal lainnya
berawal dari persolaan jodohku sampai akhirnya pada titik di mana semua kembali ke persoalan awal
tentang HARI IBU

Entah apa yang membuat perbincangan kita kali ini menjurus ke arah sana
yang jelas jelas persoalan awal adalah jodohku
itu membuat perasaan ku tak menentu 
ada rasa salah dan rasa yang tak enak ingin ku ungkapkan

aku pikir semua persoalan ini berawal dari permintaannya perihal jodohku seperti apa 
yang seperti nya aku tak bisa mengabulkan permintaanya
itu terlalu sulit karena aku sedang mencintainya yang jelas jelas itu tak seperti yang di inginkan ibu

sampai akhirnya kata-kata yang selama ini tersirat setiap ia meminta ke aku setelah aku lulus nanti kini tergamblang dengan jelas
"iya pengennya kamu disini setelah nanti lulus, dapat jodoh orang sini aja , jangan jauh jauh, kalau kamu tinggal jauh ,sapa yang ngurusin aku? orang yang di sekitar sini cuek-cuek aja , sudah jarang menengokku tak seperti dulu , sudah jarang yang menanyakan kabarku ", ungkapnya lirih yang merasa sakit, akupun ikut sakit mendengarnya. tapi entah kenapa ibu tiba tiba bertanya, "kapan kamu ngurusin ibu ? kapan kamu balas budi ? kalau kamu lulus kerja jauh , dapat orang jauh , kapan kamu balas semuanya ke aku ? kamu aku urusin sampai aku udah tua , terus kamu pergi ninggalin ?" 

Jleb banget denger kata-kata yang ga pernah di ungkapin sebelumnya sama ibu
akhirnya aku mendengarkan permintan itu ke aku, satu sisi aku bertanya kenapa ibu hanya mengungkapkan rasa kecewanya rasa kesepiannya rasa sakitnya ke aku ? kenapa ibu hanya meminta balas budinya ke aku ?kenapa ibu meminta aku yang mengurusnya di hari tua ?kenapa cuma ke aku ??kenapa anak yang lain tak kau mintai seperti kau meminta ke aku ?rasanya bergejolak antara ya kapan ya aku balas semua itu ?dan antara ko cuma ke aku? kakak ku yang lain mana ?ah mungkin mereka sudah membalas jasa ibu ketika aku masih kecil .atau pikir jelek ku bilang mereka udah membiayai ibu sampai sedemikian rupa tanpa harus mengurusnya ,mungkin itu sudah dianggap bentuk balas budinya. astagfirulloh aku langsung beristigfar menenangkan hati aku yang kacau.

aku benar - benar menangis , menangis tak mesti meraungraung tapi semua terasa sesak . sakit mendengar semua yang ia rasakan , sakit juga kenapa hanya aku yang di minta balasan , ah sudahlah mungkin ini udah takdirku . maaf bu , ternyata benar-benar masih belum ada hari ibu untukmu . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar